Kindergarten
March 13, 2025

Siapa, nih, Parents yang sering merasa sibuk dengan pekerjaan dan rutinitas sehari-hari hingga sulit meluangkan waktu berkualitas bersama anak? Di era serba cepat ini, tak jarang kita terjebak dalam kesibukan yang tiada henti, mulai dari pekerjaan, media sosial, hingga berbagai aktivitas lainnya yang sering membuat momen bersama anak terasa kurang bermakna. Nah, inilah alasan mengapa mindful parenting menjadi begitu penting!

Apa Itu Mindful Parenting?

Mindful parenting adalah pola asuh yang mengajak orang tua untuk benar-benar hadir secara fisik, emosional, dan mental saat berinteraksi dengan anak. Ini berarti kita tidak hanya sekadar ada, tetapi juga benar-benar mendengarkan, memahami, serta merespons anak dengan sabar dan tanpa menghakimi. Dengan menerapkan mindful parenting, hubungan kita dengan anak menjadi lebih harmonis dan penuh kasih sayang, loh!

Mengapa Mindful Parenting Penting?

Sebagai orang tua, kita sering kali terburu-buru atau bereaksi secara otomatis saat menghadapi anak. Misalnya, ketika anak merengek, kita langsung menyuruhnya diam tanpa benar-benar memahami perasaannya. Nah, di sinilah mindful parenting berperan! Dengan menerapkan pola asuh penuh kesadaran, kita dapat:

  1. Mengurangi stres dan tekanan sebagai orang tua
  2. Meningkatkan kualitas hubungan antara orang tua dan anak
  3. Mengembangkan pola asuh yang lebih positif dan responsif
  4. Mengajarkan anak cara mengenali dan mengelola emosinya
  5. Membantu anak merasa lebih dihargai dan dipahami
  6. Menciptakan lingkungan keluarga yang lebih harmonis dan nyaman

Lalu, Bagaimana Cara Menerapkan Mindful Parenting? Yuk, Simak!

  1. Mendengarkan dengan penuh perhatian

Saat anak berbicara, berikan perhatian penuh, ya, Parents! Tatap wajahnya, perhatikan ekspresi, nada suara, dan bahasa tubuhnya. Hindari terdistraksi oleh ponsel atau aktivitas lain agar anak merasa dihargai dan benar-benar didengarkan. Dengan begitu, mereka akan lebih nyaman berbagi cerita dan merasa lebih dekat dengan kita.

  1. Menerima tanpa menghakimi 

Setiap anak itu unik dan berhak atas perasaannya, loh, Parents! Karena itu, hindari langsung menyalahkan atau membandingkan mereka dengan orang lain. Terimalah anak apa adanya, baik dalam kebahagiaan maupun saat mereka merasa sedih atau marah. Ketika anak mengeluh atau kesal, coba validasi perasaannya dengan penuh empati. Misalnya, dengan mengatakan, “Mama/Papa mengerti kalau kamu sedang kesal. Mau cerita lebih lanjut?” Dengan begitu, anak merasa didengar, dihargai, dan lebih nyaman untuk berbagi perasaannya.

  1. Mengenali emosi diri dan anak 

Sadari dulu perasaan kita sebelum merespons anak, ya, Parents! Coba tanyakan pada diri sendiri, apakah kita sedang lelah, stres, atau emosi? Dengan memahami perasaan sendiri, kita bisa lebih tenang, bijaksana, dan penuh kesabaran dalam berinteraksi dengan anak. Karena ketika orang tua mampu mengelola emosinya dengan baik, anak pun akan merasa lebih diterima dan dipahami.

  1. Mengontrol diri dalam mengasuh anak

Saat anak berperilaku kurang baik, hindari bereaksi secara impulsif dengan berteriak atau langsung menghukum, ya! Sebaliknya, cobalah untuk tetap tenang dan berikan respons yang lebih positif serta mendidik. Jika muncul rasa marah atau frustrasi, ambil jeda sejenak sebelum berbicara dengan anak. Misalnya, katakan, “Mama/Papa butuh waktu sebentar sebelum kita bicara.” Dengan begitu, kita bisa mengelola emosi lebih baik dan memberikan respons yang lebih bijaksana. Ingat, ketenangan kita sebagai orang tua akan membantu anak belajar mengatur emosinya juga, loh!

  1. Bersikap penuh kasih sayang

Orang tua juga manusia yang bisa merasa lelah dan terkadang berbuat kesalahan. Karena itu, jangan lupa untuk mengapresiasi diri sendiri atas setiap usaha yang sudah dilakukan, ya, Parents! Selain itu, tetap tunjukkan kasih sayang kepada anak, terutama saat mereka merasa sedih atau kecewa. Sesederhana memberikan pelukan hangat setiap hari dan mengucapkan kalimat positif seperti, “Mama/Papa bangga padamu!” dapat membuat anak merasa lebih dicintai, dihargai, dan percaya diri.

Dengan menerapkan mindful parenting, orang tua dapat lebih ‘hadir’ dan terhubung dengan anak secara emosional serta menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang dan dukungan. Perlu Parents ingat bahwa mindful parenting bukan tentang menjadi orang tua yang sempurna, melainkan tentang menjadi lebih sadar dan responsif dalam setiap interaksi dengan anak. Maka dari itu, yuk mulai terapkan mindful parenting dan hadir sepenuh hati untuk buah hati kita mulai hari ini!

Penulis: Aurelia Deviyana Putri

Ditinjau Oleh: Vassa Mustikahati, SPsi, BA, MSc

Sumber:

Ahemaitijiang, N., Fang, H., Ren, Y., Han, Z. R., & Singh, N. N. (2021). A review of mindful parenting. Journal of Pacific Rim Psychology, 15. https://doi.org/10.1177/18344909211037016.

Bögels, S. M., Lehtonen, A., & Restifo, K. (2010). Mindful parenting in mental health care. Mindfulness, 1(2), 107–120. https://doi.org/10.1007/s12671-010-0014-5.

Duncan, L. G., Coatsworth, J. D., & Greenberg, M. T. (2009). A model of mindful parenting: Implications for parent–child relationships and prevention research. Clinical Child and Family Psychology Review, 12(3), 255–270. https://doi.org/10.1007/s10567-009-0046-3.

Categories Kindergarten

Leave a comment