Kindergarten
March 13, 2025

Sebagai orang tua, tentu kita ingin anak-anak merasa dicintai. Namun, setiap anak memiliki cara berbeda dalam merasakan kasih sayang. Menurut Gary Chapman (1992), ada lima love language yang bisa membantu kita mengekspresikan kasih sayang dengan lebih efektif, loh!

Hmm, tapi memangnya kenapa ya love language itu penting?

Mama dan Papa pasti setuju kalau setiap anak membutuhkan cinta tanpa syarat dari kedua orang tua agar bisa tumbuh dengan bahagia dan percaya diri. Namun, jika cara kita mengekspresikan kasih sayang tidak sesuai dengan kebutuhan emosional mereka, anak mungkin tidak merasa cukup dicintai. Oleh karena itu, memahami love language mereka dapat memperkuat hubungan dan komunikasi antara orang tua dan anak. Lantas, apa saja jenis love language itu?

  1. Sentuhan fisik (physical touch).

Anak dengan love language ini merasa dicintai melalui kontak fisik (seperti pelukan, ciuman, atau usapan lembut di bahu). Mereka mungkin sering mencari kedekatan fisik dengan orang tua, seperti duduk di pangkuan atau memegang tangan. Orang tua dapat memenuhi kebutuhan ini dengan memberikan pelukan sebelum tidur, mengusap kepala anak sebagai bentuk dukungan, atau bermain yang melibatkan kontak fisik, seperti bermain kejar-kejaran, loh!

  1. Kata-kata afirmasi (words of affirmation)

Anak yang memiliki love language ini merasa dicintai melalui kata-kata dan ungkapan kasih sayang secara verbal. Mereka sangat senang saat orang tua mengapresiasi usaha mereka atau sekadar mengatakan “I love you” pada anak setiap hari. Tidak hanya itu, cara lain untuk memenuhi love language ini adalah dengan memberikan catatan penyemangat, memberikan pujian tulus atas pencapaian mereka, dan berbicara dengan nada penuh kasih sayang!

  1. Waktu yang berkualitas (quality time)

Anak juga butuh perhatian penuh loh, Parents! Contohnya seperti bermain bersama orang tua tanpa gangguan gadget atau mungkin membaca buku bersama sebelum tidur. Bagi anak dengan love language ini, momen kebersamaan bersama orang tua lebih berarti daripada hadiah atau pujian!

  1. Pemberian hadiah (receiving gifts)

Bagi beberapa anak, menerima hadiah adalah simbol kasih sayang. Namun, bukan berarti harus memberikan barang mahal ya! Yang terpenting adalah makna di balik hadiah tersebut. Misalnya, sebuah surat kecil, cemilan favorit, atau mainan kecil sebagai bentuk apresiasi atas usaha anak bisa membuat mereka merasa dihargai, loh! 

  1. Tindakan membantu (acts of service)

Anak dengan love language ini merasa dicintai ketika orang tua melakukan sesuatu untuk mereka, seperti membantu mengerjakan PR, menyiapkan bekal, atau memperbaiki mainan yang rusak. Tindakan-tindakan ini menunjukkan bahwa orang tua peduli dan siap mendukung kebutuhan anak. Namun, tetap penting untuk mengajarkan mereka kemandirian seiring bertambahnya usia agar tidak bergantung sepenuhnya pada orang tua ya, Parents!

Lantas, bagaimana cara menerapkan love language dalam kehidupan sehari-hari?

Menurut Chapman (1992), meskipun setiap anak memiliki satu love language utama, mereka tetap dapat merespons lebih dari satu bentuk kasih sayang, loh! Selain itu, pola yang berhasil untuk satu anak belum tentu efektif untuk anak lainnya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali dan menyesuaikan pendekatan mereka.

Nah, untuk mengetahui love language anak, perhatikan bagaimana mereka mengekspresikan kasih sayang dan apa yang sering mereka minta! Jika anak sering mencari pelukan atau ingin duduk dekat, kemungkinan besar love language-nya adalah physical touch. Jika mereka suka mendengar pujian dan kata-kata penyemangat, maka words of affirmation mungkin yang paling mereka butuhkan, sementara anak yang senang menerima hadiah kecil bisa jadi memiliki receiving gifts sebagai love language utamanya. Menarik ya?

Namun, tetap penting untuk tidak hanya fokus pada satu love language ya, Parents! Anak tetap perlu merasakan kasih sayang dalam berbagai bentuk agar mereka tumbuh dengan perasaan dicintai secara utuh. Jadi, yuk mulai kenali dan terapkan love language anak dalam keseharian. Dengan begitu, hubungan kita dengan mereka akan semakin erat, penuh kasih sayang, dan membawa dampak positif bagi perkembangan emosional mereka! 

Penulis: Aurelia Deviyana Putri

Ditinjau Oleh: Vassa Mustikahati, SPsi, BA, MSc

Sumber:

Al-Mohtadi, R., Al-Darabah, I. T., & Hamaden, K. M. (2019). Which love language do you speak with your child? What are the effects of your age, level of education, work status, and the number of children in the family on the used love languages? International Journal of Learning and Development, 9(2), 187. https://doi.org/10.5296/ijld.v9i2.15012.

Focus on the Family Australia. (2021). Your child’s love language – focus on the family Australia. Retrieved January 31, 2025, from https://families.org.au/article/your-childs-love-language.Maximo, S. I., & Carranza, J. S. (2016). Parental attachment and love language as determinants of resilience among graduating university students. SAGE Open, 6(1). https://doi.org/10.1177/2158244015622800.

Categories Kindergarten

Leave a comment